Jakarta, NU Online
Kajian
Turats Ulama Nusantara yang rutin digelar Islam Nusantara Center (INC)
membahas tentang sosok Syekh Abdul Syakur Surabaya, guru Hadlratussyekh
Muhammad Hasyim Asy’ari, Sabtu (5/8) besok di Sekretariat INC Ciputat,
Tangerang Selatan, Banten.
Peneliti Islam
Nusantara, Ahmad Ginanjar Sya’ban yang akan menjadi narasumber dalam
kajian tersebut mengungkapkan, dari Syekh Abdul Syakkur, Hadratussyekh
mengambil sanad kitab al-Hikam karangan Ibn Atha'illah al-Sakandari.
“Dalam
catatan pribadinya (bertitimangsa bulan Ramadhan 1318 Hijri/Desember
1900), Hadratussyekh Hasyim Asy'ari menyebut salah seorang gurunya di
Mekkah yang bernama Syekh Abdul Syakur Surabaya. Dari Syaikh Abdul
Syakkur pula Hadratus Syaikh mengambil sanad kitab al-Hikam karangan Ibn 'Atha'illah al-Sakandari,” ujar Ginanjar, Jumat (4/8) dalam keterangan tertulisnya.
Namun,
lanjut penulis buku Mahakarya Ulama Nusantara itu, tak banyak sumber
yang menjelaskan keberadaan Syekh Abdul Syakur Surabaya ini, baik
sumber-sumber Arab ataupun Nusantara sendiri.
“Satu-satunya isyarat tentang keberadaan beliau ya dari catatan pribadi Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari itu,” terang Ginanjar.
Yang
mengejutkan, ungkapnya, jejak intelektual Syekh Abdul Syakur justru
terekam dalam catatan Snouck Hurgronje, orientalis Belanda yang berada
di kota Makkah pada tahun 1885-1886 dan bertemu dengan Syekh Abdul
Syakur Surabaya ini, selain dengan Syekh Nawawi Banten.
Dalam
catatan Hurgronje, imbuh Dosen Pascasarjana UNU Indonesia (Unusia)
Jakarta ini, Syekh Abdul Syakur digambarkan sebagai sosok intelektual
besar asal Nusantara yang memiliki reputasi cemerlang di Makkah, sepadan
dengan Syekh Nawawi Banten.
Menurutnya, Syekh
Abdul Syakur Surabaya bahkan menjadi menantu dari Syekh Muhammad
Syatha, ulama besar Mekkah pada zamannya yang juga orang tua dari Sayyid
Bakri Syatha, pengarang Hasyiah I'anah al-Thalibin 'ala Fath al-Mu'in yang sangat populer di kalangan pesantren di Nusantara. (Red: Fathoni)
0 Komentar
Terima kasih atas saran dan komentar anda