Mempersiapkan generasi Penerus NU (PPDB 2018/2019)




Tak terpikir oleh kita bulan Ramadlan sudah menginjak 1437 sejak di tetapkan pada tahun 2 Hijriyah yang berarti kita semua akui bahwa betapa ajaran Nabi Muhammad SAW sangat penting tidak ada ajaran manusia yang melebihinya sejak kenabiannya.

Selain dalam rangka Tarhim (Tarawih dan silaturrahim) dan sosialisasi sekolah, juga ingin memperjuangkan beberapa hal. MTs Maarif NU 1 Jatilawang sebagai satu2nya sekolahan setingkat SLTP di Jatilawang yang mengajarkan paham ahlusunah waljamaah, juga merasa bertanggung jawab menjaga generasi penerus kita dari pengaruh buruk moderenisasi, karena kita tahu perkembangan teknologi jaman sekarang anak2 sudah pandai bermain gadget padahal dari gadget itu kita bisa peroleh berbagai informasi baik informasi yang baik tapi juga sekaligusi nformasi yang buruk.

Dan yang tidak kalah penting mempersiapkan generasi penerus ahlussunah waljamaah, berkaitan dengan semakin maraknya aliran radikal yang justru telah mencoreng nama islam itu sendiri dan tidak sesuai dengan prinsip2 dakwah yang bijaksana dan lemah lembut yang diajarkan Rosululloh dan walisongo bukan dengan cara yang radikal mengkafirkan dan mudah menyalahkan orang lain, apalagi dalam NU terdapat amaliah seperti Tahlil, yasinan, Ziarah kubur dan sholawatan yang bagi mereka adalah bidah, kita tidak ingin pada masa yang akan datang anak2 kita membidahkan amalaiah yang selama ini kita lakukan bahkan mengkafirkan kita

Belum lagi pemahaman tentang kebangsaan yang menurut mereka pemerintahan ini adalah toghut dan tidak mengakui pancasila sebagai dasar negara yang padahal indonesia itu sendiri adalah hasil pemikiran ulama2 NU seperti Hadrotu Syekh Ky Hasyim Asy’ari bahwa format kebangsaan yang paling tepat utk indonesia adalah seperti yang sekarang ini karena indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika terdiri dari berbagai macam suku dan agama karena itu Sebagai organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia, Indonesia sekarang bertumpu pada NU untuk menjaga NKRI

Ulama terdahulu kita tahu apa yang bisa terjadi jika islam radikal berkuasa dan mengganti dasar negara, yang terjadi adalah seperti di jazirah arab dan negara2 islam suriah, irak, yaman, libya dan afganistan mereka saling berebut kekuasaan untuk memaksakan pemahamannya, indonesia memang bukan negara islam tp di indonesia sebagian besar sesuai syariat islam, penduduknya mayoritas islam, pemimpinya mayoritas islam, dan kita bebas untuk beribadah, apalagi yang kita butuhkan? justru disinilah keindahanya karena org lain akan melihat bahwa di negara mayoritas islam warga non muslim masih dapat beribadah dan di negara yang mayoritas islam ini sangat menjunjung toleransi.

(Disarikan dari tausyiah  Hanif Fauzi, S.Ag, M,Pd,I pada PPDB)

(Rjl)

Posting Komentar

0 Komentar