Pemilihan Ketua OSIS / IPNU-IPPNU MTs Ma'arif NU 1 Jatilawang


JATILAWANG Sebanyak 910 pelajar MTs Ma'arif NU 1 Jatilawang mengikuti pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS / IPNU-IPPNU layaknya sistem pemilu. Pemilihan ini berlangsung di halaman sekolah, Sabtu (16/9) pagi. Tujuannya, memberikan pengetahuan sejak dini tentang tata cara pemilihan suara yang biasanya dilakukan saat pemilu.

Pada pembukaan Pemilu OSIS diisi beberapa sambutan diantaranya oleh Fatkhiya Qurrotul 'Aeni selaku ketua panitia kemudian dilanjutkan sambutan oleh Waka Urusan Kesiswaan Sukirno. SE. dan terakhir oleh Nurdin Abdullah, S.Pd.I mewakili Kepala Madrasah sekaligus sebagai Waka Urusan Kurikulum.

Sebelum pemilihan dimulai semua calon memaparkan visi-misi masing-masing sambil di semangati para pendukungnya. Pada pemilihan ini para siswa dibagi menjadi petugas TPS, panitia pengawas, saksi, pengamanan, dan lain-lain. Acara dimulai pukul 08.00. Semua petugas sudah ada di TPS, lalu melakukan persiapan kemudian pembina OSIS / IPNU-IPPNU memberikan penjelasan tentang cara memberikan suara, kondisi surat suara, dan detail teknisnya. Adapun saat datang ke TPS, pelajar wajib berbaris antri, pelajar lalu mendapat surat suara, tanda tangan dan langsung masuk ke bilik suara untuk mencoblos.



Satu per satu pelajar memasuki TPS. Setiap pelajar diinstruksikan mengambil kertas suara dan menunggu giliran menggunakan hak pilih. Kartu tersebut berisi gambar tiga pasangan calon IPNU dan tiga pasangan calon IPPNU, setelah itu, pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak suara dengan arahan petugas TPS. Selanjutnya, mereka mencelupkan jari ke tinta biru sebagai tanda telah memberikan hak suara. Pemilihan berjalan lancar meski saat awal ada sedikit ada rasa canggung. Namun, setelah berjalan lebih dari 10 menit semua berjalan sesuai rencana.

"Pemilihan seperti ini dilaksanakan sebagai bagian dari pendidikan demokrasi sejak dini sekaligus amanat yang harus di jalankan bagi seorang ketua terpilih " kata Nurdin Abdullah S.Pd.I dalam sambutannya.

Pemahaman pemilu memang sengaja ditanamkan sejak MTs supaya siswa mengetahui prinsip memilih wakil rakyat tanpa ada paksaan. Selain itu, pemimpin yang mereka pilih sesuai dengan harapan mereka.



Pemungutan suara dilanjutkan dengan penghitungan suara oleh para petugas TPS disaksikan pelajar yang bertugas menjadi saksi. Ada yang berperan sebagai pembuka surat suara sembari melihat kondisi surat suara apakah sah atau tidak. Selain itu, ada juga yang berperan sebagai pencatat hasil suara.


(Rjl)

Posting Komentar

3 Komentar

Terima kasih atas saran dan komentar anda