Dijabarkan oleh Penasihat Senior ASEAN untuk HAM, Yuyun Wahyuningrum, awalnya dia berpikir mengenai roadmap to democracy in Myanmar kenapa tiba-tiba jadi concern ASEAN. Apalagi Myanmar dikenal sebagainegara yang ada di bawah junta militer dan untuk masalah demokrasi apalagi HAM sulit untuk diungkap negara ini ke dunia luar.
“(dulu) Gus Dur bilang ayo kita ngumpul sini saya mau ngomong tentang Timor Timur, itu kan ngomongin tentang kesalahan diri sendiri. Semenjak itu dijadikanlah sebuah praktik di ASEAN untuk membicarakan situasi politik di negaranya oleh negara bersangkutan,” ucap Yuyun saat ditemui di Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, Selasa (2/11/2013).
Keberanian Gus Dur tersebut dikarenakan Indonesia waktu itu menjadi sorotan dunia dalam masalah HAM Timor Timur. Ketika itu Gus Dur seperti menerobos apa yang tidak pernah dilakukan dunia luar sebelumnya.
Dijelaskan Yuyun, setelah Gus Dur berbicara tentang Indonesia barulah Myanmar berani menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di negaranya.
“Kita butuh orang seperti Gus Dur, jadi (berani) breaking the rules, (berpikir) outside the box,” tegas Yuyun.
Dia sendiri menyatakan, sangat sulit untuk menemukan orang seperti Gus Dur sekarang ini. Bahkan dalam diri Aung Sang Suu Ki sekalipun yang dikenal sebagai wanita pembawa demokrasi dan pejuang HAM di Myanmar.
“Aung Sang Suu ki, sekarang setelah bebas beberapa statement baik tetapi beberapa statement sangat mengecewakan. Seperti statement terhadap Rohingya dia memilih tidak mengambil tindakan dengan alasan saya ini politisi bukan human right defender,” imbuh Yuyun, menyayangkan apa yang dikatakan Suu ki.
Gus Dur sendiri di tanah air sangat dikenal sebagai pendobrak peraturan lama yang sebelumnya tabu untuk di bicarakan apalagi diamandemen. Warisannya yang sangat terkenal adalah pemberian libur kepada tahun baru imlek dan penekanan atas pluralisme di Indonesia juga pembubaran beberapa kementerian yang dinilai tidak terlalu penting peranannya. (faj)
0 Komentar
Terima kasih atas saran dan komentar anda