JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie
Baskoro Yudhoyono atau akrap disapa Ibas menilai organisasi Nahdhatul
Ulama (NU) memiliki peran dan kontribusi dalam setiap episode penting
yang dialami bangsa ini, mulai dari masa perjuangan memperebutkan
kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, masa reformasi dan sampai saat
ini.
“Memahami NU adalah juga memahami Indonesia. Prinsip tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan tawasuth
(moderat) yang selama ini menjadi pegangan NU sekaligus cermin
kesantunan yang dimiliki bangsa ini. Selamat Milad NU Ke-88,” tukas Ibas
melalui keterangan tertulis.
Politisi muda ini juga menilai, Islam adalah salah satu kekuatan
terbesar yang berada di garda depan perjuangan bangsa bersama-sama
dengan kelompok nasionalis. Ditambahkannya, kekuatan Islam dalam
pergerakan, tidak bisa disangkal bahwa kontribusi NU adalah yang
terbesar, baik dalam perjuangan fisik maupun dalam upaya mempertahankan
nilai-nilai ajaran Islam di tanah air sebagai ‘senjata’ moral.
“Ini mudah untuk dipahami karena NU sebagai jami’iyah diniyah,
sebagai organisasi keagamaan, adalah wadah bagi para ulama dan
pengikut-pengikutnya yang didirikan dengan tujuan untuk memelihara,
melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam,” papar Ibas.
Semangat ini pulalah yang menurut Ibas harus selalu diamalkan dalam
setiap diri warga Nahdliyin, bahwa setiap langkah dan kebijakan yang
diambil harus didasarkan pada semangat membela kebajikan dan melawan
yang batil, untuk kemaslahatan umat.
“NU adalah kekuatan moral, dan selalu akan menjadi kekuatan moral untuk
kepentingan bersama. Tidak hanya untuk kepentingan NU sendiri tetapi
untuk seluruah umat dan bangsa, karena dari semangat itulah NU
dilahirkan,” tukasnya.
0 Komentar
Terima kasih atas saran dan komentar anda